2009年8月12日

Goresan Kilas Balik Temu Pendengar (1 Agustus 2009)

(Foto bersama)

Oaaahheemmm… sinar sang mentari secara diam-diam namun pasti memasuki kisi-kisi tirai jendela kamar hotel tempat kami menginap. Pagi indah yang cerah menyambut tim RTI yang sebenarnya masih terasa letih, karena semalam sibuk membungkus souvenir untuk pendengar.

Cepat-cepat kami bersiap, dan tak lama, kamar hotel diketuk dari luar. Luar biasa, bapak Lim Kwet Hian telah berdiri di depan pintu kamar. Langsung saja kami ajak untuk turun ke bawah dan makan pagi bersama.

Pak Kwet sebenarnya ingin sekali memberikan bantuan kepada kami. Bukan maksud kami meremehkan tawaran bantuan, namun karena kami merasa tidak enak hati untuk merepotkan para pendengar yang telah jauh-jauh datang untuk bertemu dengan RTI.

Cukup sibuk dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9. Banyak di antara peserta yang telah hadir dan mulai berkumpul di depan ruangan. Usai mempersiapkan meja penerima tamu, para pesertapun dipersilahkan untuk memasuki ruangan.

(Registrasi)

(Temu Pendengar sesi Jakarta)

(Penyerahan suvenir dari pendengar)

Kali pertama bagi RTI untuk menyelenggarakan Temu Pendengar di Indonesia. Walau jumlah peserta tidak sebanyak yang mendaftarkan diri, namun para peserta yang hadir sangat antusias dan menunjukkan dukungan yang besar kepada RTI.

Guna membantu RTI untuk mempererat tali persaudaraan, pelaksanaan TP di masa mendatang, maka kehadiran RTI Fans Club sangat dibutuhkan. Melalui dukungan dari para peserta yang hadir untuk sesi Jakarta, dipilihlah Bapak Eddy Setiawan sebagai ketua koordinator pembentukan RTI Fans Club Indonesia. (Kabarnya, Bapak Eddy Setiawan adalah sesepuh dalam hal SW Listeners, ini guyon loh pak…)

Masukan, kritikan, saran dan entah apa lagi namanya semuanya dikumpulkan pada hari itu juga. Hal ini tentu menjadi PR bagi RTI untuk dapat melakukan perbaikan dan meningkatkan mutu siaran. (Terima kasih sedalam-dalamnya bagi para peserta yang telah banyak memberikan masukan bagi RTI, tanpa anda, kami tidak akan ada). Tentu saja di sela-sela masukan, juga terdapat beberapa pendengar yang memberikan souvenir kenangan kepada RTI.


(Makan siang bersama)

Saya menggunakan kesempatan pada jam-jam terakhir usai makan siang untuk banyak berbicara dengan para peserta yang masih ingin terus berbagi pendapat. Banyak juga masukan yang saya dapatkan. Ini menjadi satu hal yang sangat penting artinya, tidak saja untuk saya sendiri, namun juga untuk RTI di masa yang akan datang. (Bravo, RTI SI Listeners)

Usai TP sesi Jakarta, ada satu perasaan “relax” dalam hati, karena lepas sudah salah satu beban di pundak yang ada selama beberapa bulan terakhir.

Kamipun bersiap-siap meninggalkan Jakarta untuk menuju Yogyakarta dengan pesawat Garuda Indonesia.

Kami tiba di Yogyakarta sekitar pukul 6:30 sore dan langsung menuju ke hotel tempat kami bermalam dan menyelenggarakan TP sesi Yogyakarta, Hotel Novotel.

Malam di Yogya terasa lebih sejuk dibandingkan kota Jakarta. Malam di kota pendidikan yang sarat dengan budaya kuno Jawa ini, kami lewati dengan makan nasi Gudeg khas Yogya yang dikenalkan oleh Tommy Hartono (Maklum, beliau dulunya sekolah di Magelang)

Sama seperti malam sebelumnya, kami segera kembali ke kamar hotel usai menikmati nasi gudeg. Karena kami kembali harus mempersiapkan souvenir untuk para peserta yang akan hadir esok.

Bersambung… (Tony Thamsir/Foto: arsip RTI)

1 則留言:

  1. Wah....terima kasih kak Tony!! saya tampil juga di blog rtisi ( bagi pendengar yang udah masuk disini blog aku ada di rtidansaya.blogspot.com, ditunggu kunjungannya heee), saya berikan appresiasi atas kerjasama tim RTISI buat temu pendengar dimana kesibukan kak Tony dibelakang layar cukup memberikan hasil yang maksimal dan berkesan. Pembentukan RTISI tentu dapat membantu RTISI ke depannya yg mana pendengar akan terlibat dlm kegiatan serupa nantinya. Yg jelas selamat buat RTISI !!

    回覆刪除