2009年9月10日

Shida Night Market (師大夜市)


(Menjelang hari sudah mulai gelap, pasar malam akan dipadati pengunjung)

Di banyak sudut kota, pada malam hari selalu di ramaikan dengan kehadiran pasar malam. Pasar malam menjadi tempat favorit dari berbagai umur dan golongan, baik turis asing maupun warga setempat menyukai keunikannya. Biasanya sekitar pukul 5 hingga 12 malam, pasar malam selalu ramai dengan pengunjung.

Banyak orang mengatakan, anda tak sah disebut pernah mengunjungi Taiwan, jika belum mencicipi ayam goreng steak sembari jalan-jalan di sekitar pasar malam yang ramai. Masyarakat di sini senang menghabiskan akhir pekan di pasar malam, Tak heran jika pasar malam banyak bertebaran di sana-sini, walaupun ada banyak pasar malam di sejumlah daerah, namun setiap pasar malam memiliki keunggulan dan ciri khas masing-masing.

Sebut saja Shida night market, Colorful, variatif, fashionable kata-kata ini sesuai menjelaskan suasana pasar malam di sana. Di sana merupakan salah satu district komersial yang sangat potensial, juga terletak di area pusat kebudayaan dan pendidikan, yakni dekat kampus NTNU (National Taiwan Normal University).

(Colorful, Variatif dan Fashionable)

Pasar malam Shida layaknya tempat pameran gratis, disana menawarkan berbagai jajanan dan makanan dari dalam dan luar negeri, mulai dari café shop dengan desain interior yang klasik dan modern, pedagang asongan hingga hadir pedagang tradisional dengan gerobak dorong.

(Pedagang asongan berdagang di pasar malam)

Konser Musik Outdoor di Taman Shida

Di samping kampus NTNU ada sebuah taman umum kecil, di sana tumbuh pohon-pohon rindang, playground, juga tersedia kursi-kursi taman yang nyaman. Pada akhir pekan atau waktu-waktu tertentu, di panggung outdoor dekat taman sering digelar pertunjukan seni. Seringkali pemusik, seniman, group band dari berbagai kalangan akan memberikan persembahan gratis kepada pengunjung pasar malam.

International Food Street

(Food Street yang selalu ramai dengan pengunjung)

Pasar malam Shida ada sebuah gang kecil Pucheng (浦城街) juga dikenal dengan sebutan Internasional Food Steet, gang kecil di dalam terdapat sederetan restoran-restoran asing, seperti restoran yang menyediakan masakan India, Indonesia, Korea, Tibet, Italy dan sebagainya. Sekalipun menu-menunya kental dengan label asing, jangan kuatir soal harga, sebagian besar masih bisa terjangkau.

(Pedagang kali lima yang menjual berbagai macam aksesoris wanita)

(Deretan toko-toko di dalam pasar malam)

Kedai Kopi di Pasar Malam

Pasar malam Shida memiliki keunikan lain, yaitu budaya kedai kopi (café Shop) yang berada di pinggir jalan raya dan gang kecil. Puluhan warung kopi mudah dijumpai berjajar di sepanjang ruas jalan di kawasan pasar malam dan sekitarnya.

Jangan bayangkan kedai kopi ini berupa kedai kopi tradisional bangunan ruko berdinding kusam atau atapnya dari seng yang sebagian sudah berkarat berwarna coklat tua kehitaman. Namun ada banyak kedai kopi dengan desain interior yang menarik dan bergaya etnik modern.

Ada juga kedai kopi outdoor, meja dan bangku tempat pengunjung datang minum kopi berjejer memenuhi pinggir jalan dekat taman. Di depan warung itu ada meja-meja kecil. Sebagian meja kayu sebagian lagi meja bundar. Jika ingin duduk di dalam juga ada meja panjang yang menempel di dinding, tinggal memilih café shop mana yang anda suka.

Bukan sekadar minum kopi

Di sekitar pasar malam banyak tinggal orang-orang asing dari berbagai belahan dunia, mulai dari orang Asia, orang-orang dari benua Eropa hingga keturunan Afrika.

Dalam tradisi warga asing, minum kopi adalah momen berbagi cerita dan informasi. Juga momen untuk diskusi, tak heran menikmati secangkir kopi bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Orang minum kopi bukan sekadar menikmati kopinya. Jauh lebih penting dari rasa secangkir kopi adalah interaksi sosial dalam momen minum kopi itu. Maka minum kopi di kedai kopi akan kehilangan makna kalau kita menikmatinya sendirian. Berbeda dengan kedai kopi ala Starbucks, di mana orang datang sendiri lalu membuka laptop ataupun membaca buku.

Setiap kedai kopi memiliki pesan-pesan yang ingin disampaikan pemiliknya, misalnya ada kedai kopi yang memiliki koleksi sejumlah buku-buku pemilik kedai. Saat kopi disajikan sambil membaca buku-buku di dalam, pengunjung pasti memiliki perasaan yang berbeda.

Kemudian ada juga kedai kopi plus bar, namun bukan tempat untuk “mabuk-mabukan”, maksudnya kedai kopi juga menyediakan minuman lain, seperti beer impor dengan berbagai rasa, minuman anggur pilihan dan berbagai jenis soft drink. Jelas sekali pemilik kedai kopi ini, mungkin suka meneliti minuman-minuman dari berbagai negara.

Secangkir kopi disajikan dengan cara yang khas, lalu dituangkan ke cangkir-cangkir yang menarik memang akan membawa perasaan yang nyaman. Kadang-kadang pemilik kedai juga menyediakan menu tambahan lain seperti makanan ataupun snack untuk mendukung bisnis mereka. (Silvia Winata)

Informasi Transportasi Shida Night Market

MRT: Xindian Line, stasiun Tai Power Building exit no.3

Bis no. 15, 18, 235, 278, 295. Hoping Main Line no. 662, 663, 672, 74, 907 turun di stasiun National Taiwan Normal University 1


Read more!

Power in Me! - Deaflympics 2009 ke 21 di Taipei

Acara pembukaan Deaflimpics musim panas ke-21 di Taipei 2009 dibuka pada tanggal 5 September pukul 7.30 malam hari, acara berlangsung sangat meriah dan sukses. Sebelumnya Kata-kata yang sering dipakai untuk menyemangati persiapan Deaflympics adalah 「亞洲的第一次 台灣的驕傲」 artinya pertama kali diselenggarakan di Asia dan juga kebanggaan Taiwan.

Kejuaraan Deaflympics akan mempertandingkan 17 cabang olahraga, cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan juga lebih banyak dibandingkan dengan penyelenggaraan Deaflympics sebelumnya seperti cabang atletik, bulutangkis bola basket, bowling, bersepeda, sepakbola, softball, renang, tenis meja, tenis, voli, dan cabang-cabang olahraga lain yang menjadi andalan kontingen ROC yaitu taekwondo, karate, yudo dan sebagainya.

Pertandingan olahraga selain memakai arena olahraga di kawasan Taiwan utara termasuk kota dan kabupaten Taipei juga dipakai arena olahraga di kawasan Taoyuan dan kota Hsinchu, atlik dari 81 negara, sekitar 4000 atlik akan bersaing dalam kejuaraan deaflympics yang akan berlangsung selama 10 hari ini.

Sejak tahun 1993 Taiwan baru mulai berpartisipasi dalam kejuaraan deaflympics, jadi sudah pernah mengikuti 4 kali kejuaraan, memasuki tahun 2005 pada kejuaraan Deaflympics di kota Melbourne, Australia, kontingen ROC memperoleh prestasi yang mengagumkan berhasil mengumpulkan 9 emas, 4 perak dan 3 medali perunggu, sehingga Taiwan berhasil menduduki peringkat 5. Pada tahun ini Taiwan sebagai tuan rumah ditambah akan mempertandingkan cabang olahraga yang menjadi andalan Taiwan seperti taekwondo, diyakini Taiwan kembali dapat memperoleh prestasi yang cemerlang.

Demi menciptakan suasana yang baik, nyaman dan memenuhi standar internasional, pemerintah kota Taipei telah membongkar sekaligus membangun kembali lapangan atletik yang terletak di sebelah Taipei Arena. Lapangan atletik yang baru dipakai untuk acara pembukaan dan penutupan Deaflympics, juga dipakai untuk pertandingan cabang atletik dan sepakbola.

Arena ini kini telah mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari pihak IAAF atau komite olahraga atlektik intenasional, di seluruh dunia hanya ada 54 negara yang memperoleh pengesahan tersebut. Lapangan sepakbola di dalam juga telah memperoleh mengesahan dari FIFA atau Federasi Internasional Persatuan Sepak Bola dan telah memenuhi standar lapangan kejuaraan olimpik. Sejak 23-25 Juli 2009, lapangan ini telah dipergunakan untuk pertandingan pemanasan dan pada bulan September ini dipakai untuk menyambut kontingen Deaflimpics dari berbagai negara.

Lapangan ini berada di sebelah stadium Taipei arena, setelah dibangun ulang dan renovasi interior, kini tampak lapangan seluas 400 meter yang memiliki 20 ribu kursi penonton dan disamping lapangan juga terdapat lapangan pemanasan atlik seluas 300 meter. Bangunan ini tidak hanya memenuhi standar internasional tetapi juga bangunan yang ramah lingkungan yang hemat listrik dan penataan ventilasi yang cukup baik dan praktis.

Logo Deaflympics Taipei 2009

Secara sekilas kita amati logo Deaflympics, seperti tulisan kaligrafi Tionghua, dengan karakter yang lembut membentuk aksara Tionghuaartinya sebelah utara, juga membentuk aksara「人」 atau orang, yakni seperti orang yang sedang berlari, dan membentuk aksara 「耳」atau telinga yang merujuk kepada kaum tuna rungu.

Logo Deaflimpics terdiri 3 warna biru, putih dan merah yaitu warna bendera kebangsaan ROC, logo ini dirangkai dari 3 unsur yaitu 北、耳、人」 utara, telinga, orang, artinya Taiwan sedang mendunia dan komunitas internasional datang ke Taipei serta menunjukkan kelompok tuna rungu yang energik dan hangat.

Maskot Deaflympics Taipei 2009

Maskotnya adalah 「台北樹蛙」 sejenis katak yang dilindungi di Taiwan. Ia ingin menjelaskan Taiwan sedang menciptakan penerobasan baru dalam bidang ekonomi, karena katak merupakan simbol kemakmuran, katak juga hewan yang dapat melompat dengan tinggi ibarat sedang menggapai cita-cita yang tinggi juga sedang menuju masa depan yang cemerlang.

Boneka maskot Deaflympics ada 2 jenis, bernama Peace dan Love, boneka dengan dandanan laki-laki dan perempuan. Maskot boneka laki-laki memakai topi berwarna biru, sedangkan maskot perempuan memakai pita warna merah.

Sejarah Singkat Deaflympics

Kejuaraan olahraga dunia untuk kaum tuna rungu sudah dimulai pertama kali pada 10-17 Agustus 1924, ia diprakarsai oleh seorang atlik tuna rungu Perancis E Rubens-Alcais. Kejuaraan olahraga yang pertama disebut Internasional Silent Games, hanya diikuti 9 negara dari Eropa dan 145 orang atlik.

Pada tahun 1967 rapat International Committee of Sports for the Deaf (ICSD) ke-19 atau rapat komite olahraga internasional untuk kaum tuna rungu dibuka di Jerman. Rapat diputuskan International Silent Games dirubah menjadi World Games for the Deaf. Memasuki tahun tahun 1969 di Yugoslavia, saat diselenggarakan kejuaraan olahraga dunia kaum tuna rungu ke-11, telah dipakai nama baru yakni World Games for the Deaf.

Pada tahun 1979 di Swiss, dibuka kembali rapat ICSD/CISS, rapat komite olahraga internasional untuk kaum tuna rungu ke-35, hasil rapat memutuskan nama World Games for the Deaf diubah lagi menjadi Deaf World Games. Pada Mei 2001 International Olympic Committee atau IOC (komite olimpik internasional) memutuskan nama Deaf World Games dirubah menjadi Deaflympics, ini merupakan penghargaan yang sangat tinggi dari Komite Olimpik Internasional. Pada bulan Juli di Roma, Italy telah kejuaraan Deaflympic ke- 19 kembali berlangsung dengan sukses.

Pembukaan Deaflympics Taipei 2009

Event penting Deaflympics diadakan 4 tahun sekali, kebetulan tahun ini Taipei sebagai pihak penyelenggara, tentu saja sebagai tuan rumah, ini merupakan tanggunjawab berat, bahkan pertama kali di Asia, artinya Taiwan harus menjaga citra bagi negara-negara di Asia. Lebih dari 4000 orang atlik atau jika dihitung bersama dengan staf yang lain, kira-kira berjumlah 6000 orang dan 9 ribu tenaga sukarelawan akan memadati kota Taipei.

Presiden ROC Ma Ying-jeou mengumumkan langsung dibukanya Deaflympics Taipei 2009. Pertama-tama presiden Ma menggunakan bahasa isyarat atau bahasa tangan, lalu baru dijelaskan dengan bahasa mandarin dan bahasa Inggris bahwa kejuaraan Deaflympics ke-21 di musin panas telah dimulai.

Setelah melakukan persiapan selama 1,5 tahun, akhirnya acara pembukaan Deaflympics berlangsung dengan sukses, melalui petunjuk yang bijaksana dari sutradara drama panggung Lai Sheng-chuan, setiap tema acara yang ingin disampaikan kepada kelompok tuna rungu sangat jelas dan mudah dimengerti, kendati demikian tidak mengurangi unsur-unsur yang ingin ditonjolkan.

Setiap sesi acara, pesan dari tema acara sangat jelas, kreatif, juga tidak lupa menyampaikan panorama Taiwan, dan rasa perhatian yang mendalam kepada kelompok tuna rungu. Penataan lampu-lampu yang khusus dapat mengekspresikan setiap acara, ditambah penggunaan bahasa isyarat, mempesona penonton dan juga membawa semangat Deaflympics.

Persiapan acara menghabiskan dana 600 juta Dolar Taiwan dengan mengarahkan kurang lebih 5 ribu orang, permulaan acara dimulai dengan penghitungan waktu terakhir lalu disambung dengan pertunjukan dari seorang pemukul gendang besar.

Disebabkan keterbatasan fisik dari kelompok tuna rungu, sehingga sesi-sesi acara dirancang dengan bijaksana, seperti penggunaan alat musik gendang tanpa nada, agar kelompok tuna rungu dapat mengikuti irama gendang sambil mengamati setiap pesan yang ingin disampaikan, kelompok pemukul gendang menyampai tema Mandala of Fire, Mandala of Air dan sebagainya.

Pengibaran bendera deaflympics juga diiringi marching band dari pelajar Taipei First Girls High School. Sesi-sesi acara menarik lain yang bertema 「海與大地傳奇」atau Song of Ocean and Field. Dimana seorang penari utama yang berperan sebagai dewi menggunakan bahasa isyarat menjelaskan bahwa Taiwan is beautiful land juga menyemangati atlik dengan bahasa isyarat: use your heart, you are the power. Sesi acara ini juga menjelaskan bahwa Taiwan adalah negara agraris dan kelautan, sesi lain The Secret Pondjuga berhasil menonjolkan Taiwan memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

Sampai pada klimaks acara, icon Deaflimpics penyanyi suku aborigin Amei (張惠妹) melantunkan theme song Deaflympics berjudul Hear The Dream. Amei mengenakan kostum warna putih dengan sepasang sayap yang besar, ia diangkat ke udara dengan ketinggian 20 lantai bangunan, di bawah panggung ratusan penari latar bersepeda mengiringi semangat lagu tema Deaflympics, hingga kemudian kembang api ditembakkan ke udara diiringi sorak-sorai penonton.

Tidak kalah menarik persembahan sesi 「好吃在台北」 atau Makanan Enak Ada di Taipei. Ratusan penari mengenakan kostum makanan khas Taiwan, ada yang membawa buah mangga, sayur-sayuran, bakpao, tempura, jamur, tahu, daging dan sebagainya, lalu mengolah macam-macam bahan tadi menjadi makanan khas Taiwan seperti es campur mangga, mie sapi, Bakpao kecil dan sebaginya.

Terakhir acara pembukaan Deaflympics ditutup dengan kembang api yang meriah di beberapa tempat penting di kota Taipei, seperti di gedung pencakar langit Taipei 101, Sun Yat Sen Memorial Hall, lapangan atletik Taipei, pabrik rokok Songshan dan tempat-tempat penting lain. (Silvia Winata)


Read more!

2009年8月18日

Musium Chi Mei (奇美博物館)


Acara terakhir Refreshing Camp GRII Taipei, Silvia Winata bersama teman-teman berkunjung ke Musium Chi Mei yang berada di kawasan area industri di Tainan (Taiwan Selatan).


(Gedung Musium Chi Mei)


Musium ini sangat menarik, beragam dan memiliki banyak keunikan yang tidak dimiliki musium lainnya. Salah satu keunikannya yaitu musium ini bukan milik pemerintah namun merupakan musium pribadi milik Chi-Mei Industrial Corporation.


Pimpinan perusahaan Chi-Mei Industrial Corporation Hsu Wen-Long (許文龍) karena ingin mewujudkan impian masa kecilnya, pada tahun 1992 mulai membangun musium ini. Ia terkenal sebagai kolektor biola antik Stradivarius, Guameri, Gesu dan Nicolo Amati. Selain piawai menjalankan bisnisnya, Hsu Wen-Long juga pandai bermain biola. Karena cintanya pada musik begitu dalam dan ia ingin mengembangkan pemahaman musik klasik di Taiwan, pada tahun 1977 ia mendirikan Chi-Mei Cultural Foundation dan banyak memberikan beasiswa pada seniman yang berbakat.


Meskipun musium ini milik swasta, pengunjung yang datang tidak dikenakan biaya, namun sebelum berkunjung harus terlebih dulu menelepon ke musium dan mengkonfirmasi waktu kunjungan. Satu lagi keunikan Musium Chi Mei yaitu pengunjung tidak diizinkan untuk memakai sandal. Walaupun gratis, bukan berarti “murahan”, karena musium ini menyediakan koleksi-koleksi yang terkenal di dunia. Majalah Forbes edisi Februari 1996 pernah mencatat Musium Chi Mei sebagai “satu dari koleksi seni di dunia yang paling mengejutkan.”


(Berfoto ria di depan Gedung Musium Chi Mei)


Ketika memasuki halaman Musium Chi Mei, kami terkagum-kagum dengan patung-patung pahatan yang terlihat begitu hidup dan indah dipandang. Patung-patung diletakkan di halaman dan pintu depan musium. Sesudah melihat-lihat ke dalam musium, tak lupa berfoto-foto ria di halaman musium.



Musium yang terletak di lantai 5-8 ini memiliki sangat banyak koleksi yang terdiri dari lukisan, benda antik, alat-alat musik, patung pahatan, senjata dan peralatan perang yang antik dan kuno, tiruan hewan dari berbagai benua dengan ukuran yang sebenarnya dan diperlengkapi dengan habitat asli hewan tersebut, sehingga kita dapat mengetahui budaya di negara lain dan peradaban di masa lampau.


Di lantai 5, selain merupakan area special exhibitions, kita juga dapat melihat berbagai koleksi seni pahat dan arca, perabot rumah antik bergaya Eropa dan berbagai lukisan seperti mosaic dari Roma kuno, lukisan bergaya Renaissance, Barok, Neoclassic dan ada juga lukisan dari Perancis.


Di lantai 6 adalah Animal Specimen dan tempat pameran alat musik, di sini terdapat banyak fosil pada zaman purba, dari fosil kita bisa mengetahui kebiasaan dan mengerti sejarah kehidupan hewan tersebut. Sungguh menarik sekali!


Selain itu juga terdapat alat-alat musik klasik Barat, alat musik tradisional, dan uniknya, setiap hari ada penjelasan serta pertunjukan alat-alat musik yang dapat secara otomatis memainkan musik, seperti orchestra mini namun tak ada pemainnya. Di Musium Chi Mei ruang B1 juga sering diadakan pertunjukan musik, baik berupa orkestra, vocal group, konser piano maupun opera.


Di lantai 6 juga ada perlengkapan perang seperti pedang, baju perang, tameng, dari yang bergaya Eropa, India, Persia, Afrika, Asia sampai pada samurai Jepang.


Di lantai 7 banyak benda bersejarah dari peradaban besar di masa lampau seperti Mesir, Yunani, Roma dan Tiongkok, dari perabot rumah, pakaian dan perhiasan yang dipakai oleh raja-raja sampai yang dipakai oleh rakyat biasa. Beragam benda bersejarah ini membuat pengunjung bisa mengerti perkembangan budaya manusia.



Di lantai 8 ada berbagai tiruan hewan (ethnografic artifacts) dari berbagai benua di dunia dengan ukuran asli dan habitat lingkungannya (Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Eropa, Australia, India, Antartika). Selain itu juga ada gambar penjelasan mengenai cara membuat tiruan hewan-hewan tersebut.


Sungguh musium ini lain dari pada yang lain bukan? Musium ini bukan hanya berisi lukisan, patung dan benda bersejarah, juga mengoleksi berbagai jenis hewan dan alat-alat musik yang langka, sehingga kita dapat memperdalam pengertian akan budaya manusia dari zaman lampau secara lebih menyeluruh.


Pepatah Tionghua mengatakan 百聞不如一見 (baca: Bai Wen Bu Ru Yi Jian), artinya daripada hanya mendengar banyak dari orang lain bercerita, lebih baik datang dan saksikan sendiri. (Silvia Winata/Dari Sdri. Juliana, Acara Seputar Taiwan/Foto: Chi Mei Museum)


Sumber rujukan :

http://www.chimeimuseum.com/

http://www.shiningcollection.com/musnat.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Chi-mei_Museum



Read more!

2009年8月17日

Wanita Taiwan Lebih Pandai Menabung!

(Kantor Pos Taipei di persimpangan Jalan Zhonghua dan Jalan Zhongxiao Barat, salah satu yang paling tua dan besar di Taiwan)

Dari laporan diketahui rupanya wanita Taiwan suka menabung, uang tabungannya di bank kantor pos lebih banyak satu lipat dari kaum pria. (Perlu diketahui kantor pos Taiwan diijinkan mengoperasikan usaha perbankan.) Menurut statistik, di Taiwan ada sekitar 30 juta nasabah bank kantor pos dan diantaranya nasabah wanita berjumlah 16 juta orang. Uang tabungan mereka lebih banyak NTD 1 triliun daripada kaum pria, dan usia nasabah wanita ini kebanyakan 40 tahun keatas tetapi belum mencapai usia 65 tahun. (Kurs 14 Agustus 2009, NTD 1 = Rp 302.)

Wanita diatas usia 40 tahun hingga 50 tahun adalah nasabah utama, sebanyak 3 juta 170 ribu orang. Nilai tabungan wanita yang berusia 50 tahun keatas dan masih belum sampai 60 tahun terbanyak, mencapai NTD 590 miliar lebih. Pemilik nilai deposito yang tertinggi kebanyakan nasabah wanita berusia 60-65 tahun, kebanyakan sudah pensiun, pukul rata setiap nasabah mempunyai deposito NTD 269.000.

Wanita Taiwan juga suka membeli asuransi jiwa, nilai jaminannya juga dua lipat lebih besar daripada yang dibeli kaum pria.

Mengapa wanita yang menabung uang di bank kantor pos lebih banyak dari pada kaum pria? Kalangan umum menganggap dikarenakan terutama mungkin terpengaruh kebanyakan ibu rumah tangga yang sejak dulu terbiasa menyimpan uang di bank kantor pos karena dianggap aman (Bank kantor pos adalah usaha milik negara.) Apalagi bagi yang sudah berusia lanjut lebih banyak yang menganggap demikian, juga tidak sedikit ibu yang membeli asuransi jiwa dan asuransi tabungan demi anaknya di bank kantor pos. (Mimi Susanti/Foto:Tsai I-Ta's Blog)


Read more!

2009年8月13日

Goresan Kilas Balik Temu Pendengar (2 Agustus 2009)

Pagi di Yogya memang terasa lebih sejuk dibandingkan Jakarta. Indahnya jalanan di depan hotel, hijaunya dedauan, dan asrinya suasana di sekeliling hotel, membuat kami semakin terpesona dengan Yogya. Ini adalah adalah salah satu surga kehidupan fana di Indonesia.

Sama dengan Jakarta, sebelum jam 9 tiba, sudah tampak beberapa peserta yang sudah lalu lalang di lobby hotel. Tak kenal, namun hati berbisik, ini dia peserta untuk sesi Yogya.

Yang berbeda untuk sesi Yogya adalah, semua hal kami serahkan kepada pihak hotel. Sehingga nyaris kelabakan, mengingat prosentase hadir cukup tinggi dibandingkan dengan Jakarta. Namun semua berjalan dengan lancar.

Yang uunik untuk kali ini, ibu Sulartri membawa rombongan yang menampilkan sajian tarian serta lagu. Jarang-jarang loh ada kesempatan menikmati sajian tradisional ini. Apalagi kami yang telah cukup lama merantau di negeri Formosa. Bagi ibu pimpinan RTI, ini adalah kali pertamanya menyaksikan atraksi tarian tradisional Indonesia. (Terimakasih bu Sulartri!)

Masukan dan saran dari peserta sesi Yogya sama banyaknya dengan di Jakarta. Mulai dari jam siar, gelombang pancar, bulletin, blog, situs internet danmasih banyak lagi lainnya.

Acara berjalan cukup santai dan relax, termasuk juga saat makan siang bersama. Ini adalah waktu yang cukup menyenangkan, mengingat dapat banyak berdiskusi dengan para peserta dalam ajang makan siang itu.

Waktu selama hampir 3 jam lebih itu, ternyata kurang cukup bagi para peserta. Namun mengingat rombongan RTI masih harus melanjutkan perjalanan, maka kegiatan diakhiri pada jam 1:30 siang, usai foto bersama.

Melaksanakan Temu Pendengar langsung di Indonesia, menjadi satu kenangan dan pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Walau masih banyak kekurangan dan juga hal-hal yang harus diperbaiki, namun kami yakin, untuk kegiatan di masa yang akan datang, RTI akan mempersembahkan yang lebih baik lagi dari yang sekarang.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua peserta Temu Pendengar yang telah meluangkan waktu untuk hadir, baik sesi Jakarta maupun Yogyakarta. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan atas bantuan yang telah diberikan kepada kami, khususnya Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan di Jakarta, Perusahaan Telekomunikasi Taiwan Mobile, Depkominfo, BNP2TKI, Antara, Kompas, dan juga Metro TV.

Sampai jumpa di lain kesempatan. (Tony Thamsir)

Read more!

Awas minyak Goreng McDonald’s dan Domino Pizza didapati mengandung Arsenik

Beberapa saat lalu di Taiwan diributkan masalah adanya kandungan arsenik pada minyak goreng yang digunakan oleh rumah makan cepat saji atau fastfood terkemuka McDonald’s dan Domino Pizza. Sebenarnya apa arsenik itu dan dampak apa yang bisa diberikan bagi tubuh manusia? Arsen, arsenik atau arsenikum adalah unsur kimia yang memiliki simbol As. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik - kuning, hitam dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida dan insektisida dan beragam aloy.

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.

Anggota Akademia Sinika Chen Chien Ren mengatakan, keracunan perlahan yang diakibatkan oleh arsenik, bisa mengakibatkan seluruh tubuh menderita sakit, sangat mengerikan, kalau dipastikan minyak goreng mengandung arsenik dalam kadar tinggi, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah membuangnya dan mengusut proses pembuatan dibagian hulu. Chen berpendapat, minyak goreng yang didapati mengandung arsenik, asalnya mungkin ada dua. Pertama, berasal dari makanan dan kedua, minyak goreng itu sendiri ada masalah, seharusnya diperiksa lebih lanjut.

Dikarenakan tubuh manusia tidak boleh menyerap arsenik berlebihan maka bagi para penggemar makanan cepat saji saya sarankan untuk berhati-hati, karena kita juga tidak tahu berapa lama pihak penjual menggantikan minyak goreng yang dipakainya. Kalau tidak sering menggantinya, ini mungkin bisa membahayakan kesehatan kita , karena menurut studi kalau terlalu banyak menyerap arsenik, bisa mengakibatkan kanker. (Tommy Hartono/Foto: CTS)


Read more!

2009年8月12日

Goresan Kilas Balik Temu Pendengar (1 Agustus 2009)

(Foto bersama)

Oaaahheemmm… sinar sang mentari secara diam-diam namun pasti memasuki kisi-kisi tirai jendela kamar hotel tempat kami menginap. Pagi indah yang cerah menyambut tim RTI yang sebenarnya masih terasa letih, karena semalam sibuk membungkus souvenir untuk pendengar.

Cepat-cepat kami bersiap, dan tak lama, kamar hotel diketuk dari luar. Luar biasa, bapak Lim Kwet Hian telah berdiri di depan pintu kamar. Langsung saja kami ajak untuk turun ke bawah dan makan pagi bersama.

Pak Kwet sebenarnya ingin sekali memberikan bantuan kepada kami. Bukan maksud kami meremehkan tawaran bantuan, namun karena kami merasa tidak enak hati untuk merepotkan para pendengar yang telah jauh-jauh datang untuk bertemu dengan RTI.

Cukup sibuk dan tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 9. Banyak di antara peserta yang telah hadir dan mulai berkumpul di depan ruangan. Usai mempersiapkan meja penerima tamu, para pesertapun dipersilahkan untuk memasuki ruangan.

(Registrasi)

(Temu Pendengar sesi Jakarta)

(Penyerahan suvenir dari pendengar)

Kali pertama bagi RTI untuk menyelenggarakan Temu Pendengar di Indonesia. Walau jumlah peserta tidak sebanyak yang mendaftarkan diri, namun para peserta yang hadir sangat antusias dan menunjukkan dukungan yang besar kepada RTI.

Guna membantu RTI untuk mempererat tali persaudaraan, pelaksanaan TP di masa mendatang, maka kehadiran RTI Fans Club sangat dibutuhkan. Melalui dukungan dari para peserta yang hadir untuk sesi Jakarta, dipilihlah Bapak Eddy Setiawan sebagai ketua koordinator pembentukan RTI Fans Club Indonesia. (Kabarnya, Bapak Eddy Setiawan adalah sesepuh dalam hal SW Listeners, ini guyon loh pak…)

Masukan, kritikan, saran dan entah apa lagi namanya semuanya dikumpulkan pada hari itu juga. Hal ini tentu menjadi PR bagi RTI untuk dapat melakukan perbaikan dan meningkatkan mutu siaran. (Terima kasih sedalam-dalamnya bagi para peserta yang telah banyak memberikan masukan bagi RTI, tanpa anda, kami tidak akan ada). Tentu saja di sela-sela masukan, juga terdapat beberapa pendengar yang memberikan souvenir kenangan kepada RTI.


(Makan siang bersama)

Saya menggunakan kesempatan pada jam-jam terakhir usai makan siang untuk banyak berbicara dengan para peserta yang masih ingin terus berbagi pendapat. Banyak juga masukan yang saya dapatkan. Ini menjadi satu hal yang sangat penting artinya, tidak saja untuk saya sendiri, namun juga untuk RTI di masa yang akan datang. (Bravo, RTI SI Listeners)

Usai TP sesi Jakarta, ada satu perasaan “relax” dalam hati, karena lepas sudah salah satu beban di pundak yang ada selama beberapa bulan terakhir.

Kamipun bersiap-siap meninggalkan Jakarta untuk menuju Yogyakarta dengan pesawat Garuda Indonesia.

Kami tiba di Yogyakarta sekitar pukul 6:30 sore dan langsung menuju ke hotel tempat kami bermalam dan menyelenggarakan TP sesi Yogyakarta, Hotel Novotel.

Malam di Yogya terasa lebih sejuk dibandingkan kota Jakarta. Malam di kota pendidikan yang sarat dengan budaya kuno Jawa ini, kami lewati dengan makan nasi Gudeg khas Yogya yang dikenalkan oleh Tommy Hartono (Maklum, beliau dulunya sekolah di Magelang)

Sama seperti malam sebelumnya, kami segera kembali ke kamar hotel usai menikmati nasi gudeg. Karena kami kembali harus mempersiapkan souvenir untuk para peserta yang akan hadir esok.

Bersambung… (Tony Thamsir/Foto: arsip RTI)


Read more!