2009年9月10日

Shida Night Market (師大夜市)


(Menjelang hari sudah mulai gelap, pasar malam akan dipadati pengunjung)

Di banyak sudut kota, pada malam hari selalu di ramaikan dengan kehadiran pasar malam. Pasar malam menjadi tempat favorit dari berbagai umur dan golongan, baik turis asing maupun warga setempat menyukai keunikannya. Biasanya sekitar pukul 5 hingga 12 malam, pasar malam selalu ramai dengan pengunjung.

Banyak orang mengatakan, anda tak sah disebut pernah mengunjungi Taiwan, jika belum mencicipi ayam goreng steak sembari jalan-jalan di sekitar pasar malam yang ramai. Masyarakat di sini senang menghabiskan akhir pekan di pasar malam, Tak heran jika pasar malam banyak bertebaran di sana-sini, walaupun ada banyak pasar malam di sejumlah daerah, namun setiap pasar malam memiliki keunggulan dan ciri khas masing-masing.

Sebut saja Shida night market, Colorful, variatif, fashionable kata-kata ini sesuai menjelaskan suasana pasar malam di sana. Di sana merupakan salah satu district komersial yang sangat potensial, juga terletak di area pusat kebudayaan dan pendidikan, yakni dekat kampus NTNU (National Taiwan Normal University).

(Colorful, Variatif dan Fashionable)

Pasar malam Shida layaknya tempat pameran gratis, disana menawarkan berbagai jajanan dan makanan dari dalam dan luar negeri, mulai dari café shop dengan desain interior yang klasik dan modern, pedagang asongan hingga hadir pedagang tradisional dengan gerobak dorong.

(Pedagang asongan berdagang di pasar malam)

Konser Musik Outdoor di Taman Shida

Di samping kampus NTNU ada sebuah taman umum kecil, di sana tumbuh pohon-pohon rindang, playground, juga tersedia kursi-kursi taman yang nyaman. Pada akhir pekan atau waktu-waktu tertentu, di panggung outdoor dekat taman sering digelar pertunjukan seni. Seringkali pemusik, seniman, group band dari berbagai kalangan akan memberikan persembahan gratis kepada pengunjung pasar malam.

International Food Street

(Food Street yang selalu ramai dengan pengunjung)

Pasar malam Shida ada sebuah gang kecil Pucheng (浦城街) juga dikenal dengan sebutan Internasional Food Steet, gang kecil di dalam terdapat sederetan restoran-restoran asing, seperti restoran yang menyediakan masakan India, Indonesia, Korea, Tibet, Italy dan sebagainya. Sekalipun menu-menunya kental dengan label asing, jangan kuatir soal harga, sebagian besar masih bisa terjangkau.

(Pedagang kali lima yang menjual berbagai macam aksesoris wanita)

(Deretan toko-toko di dalam pasar malam)

Kedai Kopi di Pasar Malam

Pasar malam Shida memiliki keunikan lain, yaitu budaya kedai kopi (café Shop) yang berada di pinggir jalan raya dan gang kecil. Puluhan warung kopi mudah dijumpai berjajar di sepanjang ruas jalan di kawasan pasar malam dan sekitarnya.

Jangan bayangkan kedai kopi ini berupa kedai kopi tradisional bangunan ruko berdinding kusam atau atapnya dari seng yang sebagian sudah berkarat berwarna coklat tua kehitaman. Namun ada banyak kedai kopi dengan desain interior yang menarik dan bergaya etnik modern.

Ada juga kedai kopi outdoor, meja dan bangku tempat pengunjung datang minum kopi berjejer memenuhi pinggir jalan dekat taman. Di depan warung itu ada meja-meja kecil. Sebagian meja kayu sebagian lagi meja bundar. Jika ingin duduk di dalam juga ada meja panjang yang menempel di dinding, tinggal memilih café shop mana yang anda suka.

Bukan sekadar minum kopi

Di sekitar pasar malam banyak tinggal orang-orang asing dari berbagai belahan dunia, mulai dari orang Asia, orang-orang dari benua Eropa hingga keturunan Afrika.

Dalam tradisi warga asing, minum kopi adalah momen berbagi cerita dan informasi. Juga momen untuk diskusi, tak heran menikmati secangkir kopi bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Orang minum kopi bukan sekadar menikmati kopinya. Jauh lebih penting dari rasa secangkir kopi adalah interaksi sosial dalam momen minum kopi itu. Maka minum kopi di kedai kopi akan kehilangan makna kalau kita menikmatinya sendirian. Berbeda dengan kedai kopi ala Starbucks, di mana orang datang sendiri lalu membuka laptop ataupun membaca buku.

Setiap kedai kopi memiliki pesan-pesan yang ingin disampaikan pemiliknya, misalnya ada kedai kopi yang memiliki koleksi sejumlah buku-buku pemilik kedai. Saat kopi disajikan sambil membaca buku-buku di dalam, pengunjung pasti memiliki perasaan yang berbeda.

Kemudian ada juga kedai kopi plus bar, namun bukan tempat untuk “mabuk-mabukan”, maksudnya kedai kopi juga menyediakan minuman lain, seperti beer impor dengan berbagai rasa, minuman anggur pilihan dan berbagai jenis soft drink. Jelas sekali pemilik kedai kopi ini, mungkin suka meneliti minuman-minuman dari berbagai negara.

Secangkir kopi disajikan dengan cara yang khas, lalu dituangkan ke cangkir-cangkir yang menarik memang akan membawa perasaan yang nyaman. Kadang-kadang pemilik kedai juga menyediakan menu tambahan lain seperti makanan ataupun snack untuk mendukung bisnis mereka. (Silvia Winata)

Informasi Transportasi Shida Night Market

MRT: Xindian Line, stasiun Tai Power Building exit no.3

Bis no. 15, 18, 235, 278, 295. Hoping Main Line no. 662, 663, 672, 74, 907 turun di stasiun National Taiwan Normal University 1


Read more!

Power in Me! - Deaflympics 2009 ke 21 di Taipei

Acara pembukaan Deaflimpics musim panas ke-21 di Taipei 2009 dibuka pada tanggal 5 September pukul 7.30 malam hari, acara berlangsung sangat meriah dan sukses. Sebelumnya Kata-kata yang sering dipakai untuk menyemangati persiapan Deaflympics adalah 「亞洲的第一次 台灣的驕傲」 artinya pertama kali diselenggarakan di Asia dan juga kebanggaan Taiwan.

Kejuaraan Deaflympics akan mempertandingkan 17 cabang olahraga, cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan juga lebih banyak dibandingkan dengan penyelenggaraan Deaflympics sebelumnya seperti cabang atletik, bulutangkis bola basket, bowling, bersepeda, sepakbola, softball, renang, tenis meja, tenis, voli, dan cabang-cabang olahraga lain yang menjadi andalan kontingen ROC yaitu taekwondo, karate, yudo dan sebagainya.

Pertandingan olahraga selain memakai arena olahraga di kawasan Taiwan utara termasuk kota dan kabupaten Taipei juga dipakai arena olahraga di kawasan Taoyuan dan kota Hsinchu, atlik dari 81 negara, sekitar 4000 atlik akan bersaing dalam kejuaraan deaflympics yang akan berlangsung selama 10 hari ini.

Sejak tahun 1993 Taiwan baru mulai berpartisipasi dalam kejuaraan deaflympics, jadi sudah pernah mengikuti 4 kali kejuaraan, memasuki tahun 2005 pada kejuaraan Deaflympics di kota Melbourne, Australia, kontingen ROC memperoleh prestasi yang mengagumkan berhasil mengumpulkan 9 emas, 4 perak dan 3 medali perunggu, sehingga Taiwan berhasil menduduki peringkat 5. Pada tahun ini Taiwan sebagai tuan rumah ditambah akan mempertandingkan cabang olahraga yang menjadi andalan Taiwan seperti taekwondo, diyakini Taiwan kembali dapat memperoleh prestasi yang cemerlang.

Demi menciptakan suasana yang baik, nyaman dan memenuhi standar internasional, pemerintah kota Taipei telah membongkar sekaligus membangun kembali lapangan atletik yang terletak di sebelah Taipei Arena. Lapangan atletik yang baru dipakai untuk acara pembukaan dan penutupan Deaflympics, juga dipakai untuk pertandingan cabang atletik dan sepakbola.

Arena ini kini telah mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari pihak IAAF atau komite olahraga atlektik intenasional, di seluruh dunia hanya ada 54 negara yang memperoleh pengesahan tersebut. Lapangan sepakbola di dalam juga telah memperoleh mengesahan dari FIFA atau Federasi Internasional Persatuan Sepak Bola dan telah memenuhi standar lapangan kejuaraan olimpik. Sejak 23-25 Juli 2009, lapangan ini telah dipergunakan untuk pertandingan pemanasan dan pada bulan September ini dipakai untuk menyambut kontingen Deaflimpics dari berbagai negara.

Lapangan ini berada di sebelah stadium Taipei arena, setelah dibangun ulang dan renovasi interior, kini tampak lapangan seluas 400 meter yang memiliki 20 ribu kursi penonton dan disamping lapangan juga terdapat lapangan pemanasan atlik seluas 300 meter. Bangunan ini tidak hanya memenuhi standar internasional tetapi juga bangunan yang ramah lingkungan yang hemat listrik dan penataan ventilasi yang cukup baik dan praktis.

Logo Deaflympics Taipei 2009

Secara sekilas kita amati logo Deaflympics, seperti tulisan kaligrafi Tionghua, dengan karakter yang lembut membentuk aksara Tionghuaartinya sebelah utara, juga membentuk aksara「人」 atau orang, yakni seperti orang yang sedang berlari, dan membentuk aksara 「耳」atau telinga yang merujuk kepada kaum tuna rungu.

Logo Deaflimpics terdiri 3 warna biru, putih dan merah yaitu warna bendera kebangsaan ROC, logo ini dirangkai dari 3 unsur yaitu 北、耳、人」 utara, telinga, orang, artinya Taiwan sedang mendunia dan komunitas internasional datang ke Taipei serta menunjukkan kelompok tuna rungu yang energik dan hangat.

Maskot Deaflympics Taipei 2009

Maskotnya adalah 「台北樹蛙」 sejenis katak yang dilindungi di Taiwan. Ia ingin menjelaskan Taiwan sedang menciptakan penerobasan baru dalam bidang ekonomi, karena katak merupakan simbol kemakmuran, katak juga hewan yang dapat melompat dengan tinggi ibarat sedang menggapai cita-cita yang tinggi juga sedang menuju masa depan yang cemerlang.

Boneka maskot Deaflympics ada 2 jenis, bernama Peace dan Love, boneka dengan dandanan laki-laki dan perempuan. Maskot boneka laki-laki memakai topi berwarna biru, sedangkan maskot perempuan memakai pita warna merah.

Sejarah Singkat Deaflympics

Kejuaraan olahraga dunia untuk kaum tuna rungu sudah dimulai pertama kali pada 10-17 Agustus 1924, ia diprakarsai oleh seorang atlik tuna rungu Perancis E Rubens-Alcais. Kejuaraan olahraga yang pertama disebut Internasional Silent Games, hanya diikuti 9 negara dari Eropa dan 145 orang atlik.

Pada tahun 1967 rapat International Committee of Sports for the Deaf (ICSD) ke-19 atau rapat komite olahraga internasional untuk kaum tuna rungu dibuka di Jerman. Rapat diputuskan International Silent Games dirubah menjadi World Games for the Deaf. Memasuki tahun tahun 1969 di Yugoslavia, saat diselenggarakan kejuaraan olahraga dunia kaum tuna rungu ke-11, telah dipakai nama baru yakni World Games for the Deaf.

Pada tahun 1979 di Swiss, dibuka kembali rapat ICSD/CISS, rapat komite olahraga internasional untuk kaum tuna rungu ke-35, hasil rapat memutuskan nama World Games for the Deaf diubah lagi menjadi Deaf World Games. Pada Mei 2001 International Olympic Committee atau IOC (komite olimpik internasional) memutuskan nama Deaf World Games dirubah menjadi Deaflympics, ini merupakan penghargaan yang sangat tinggi dari Komite Olimpik Internasional. Pada bulan Juli di Roma, Italy telah kejuaraan Deaflympic ke- 19 kembali berlangsung dengan sukses.

Pembukaan Deaflympics Taipei 2009

Event penting Deaflympics diadakan 4 tahun sekali, kebetulan tahun ini Taipei sebagai pihak penyelenggara, tentu saja sebagai tuan rumah, ini merupakan tanggunjawab berat, bahkan pertama kali di Asia, artinya Taiwan harus menjaga citra bagi negara-negara di Asia. Lebih dari 4000 orang atlik atau jika dihitung bersama dengan staf yang lain, kira-kira berjumlah 6000 orang dan 9 ribu tenaga sukarelawan akan memadati kota Taipei.

Presiden ROC Ma Ying-jeou mengumumkan langsung dibukanya Deaflympics Taipei 2009. Pertama-tama presiden Ma menggunakan bahasa isyarat atau bahasa tangan, lalu baru dijelaskan dengan bahasa mandarin dan bahasa Inggris bahwa kejuaraan Deaflympics ke-21 di musin panas telah dimulai.

Setelah melakukan persiapan selama 1,5 tahun, akhirnya acara pembukaan Deaflympics berlangsung dengan sukses, melalui petunjuk yang bijaksana dari sutradara drama panggung Lai Sheng-chuan, setiap tema acara yang ingin disampaikan kepada kelompok tuna rungu sangat jelas dan mudah dimengerti, kendati demikian tidak mengurangi unsur-unsur yang ingin ditonjolkan.

Setiap sesi acara, pesan dari tema acara sangat jelas, kreatif, juga tidak lupa menyampaikan panorama Taiwan, dan rasa perhatian yang mendalam kepada kelompok tuna rungu. Penataan lampu-lampu yang khusus dapat mengekspresikan setiap acara, ditambah penggunaan bahasa isyarat, mempesona penonton dan juga membawa semangat Deaflympics.

Persiapan acara menghabiskan dana 600 juta Dolar Taiwan dengan mengarahkan kurang lebih 5 ribu orang, permulaan acara dimulai dengan penghitungan waktu terakhir lalu disambung dengan pertunjukan dari seorang pemukul gendang besar.

Disebabkan keterbatasan fisik dari kelompok tuna rungu, sehingga sesi-sesi acara dirancang dengan bijaksana, seperti penggunaan alat musik gendang tanpa nada, agar kelompok tuna rungu dapat mengikuti irama gendang sambil mengamati setiap pesan yang ingin disampaikan, kelompok pemukul gendang menyampai tema Mandala of Fire, Mandala of Air dan sebagainya.

Pengibaran bendera deaflympics juga diiringi marching band dari pelajar Taipei First Girls High School. Sesi-sesi acara menarik lain yang bertema 「海與大地傳奇」atau Song of Ocean and Field. Dimana seorang penari utama yang berperan sebagai dewi menggunakan bahasa isyarat menjelaskan bahwa Taiwan is beautiful land juga menyemangati atlik dengan bahasa isyarat: use your heart, you are the power. Sesi acara ini juga menjelaskan bahwa Taiwan adalah negara agraris dan kelautan, sesi lain The Secret Pondjuga berhasil menonjolkan Taiwan memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

Sampai pada klimaks acara, icon Deaflimpics penyanyi suku aborigin Amei (張惠妹) melantunkan theme song Deaflympics berjudul Hear The Dream. Amei mengenakan kostum warna putih dengan sepasang sayap yang besar, ia diangkat ke udara dengan ketinggian 20 lantai bangunan, di bawah panggung ratusan penari latar bersepeda mengiringi semangat lagu tema Deaflympics, hingga kemudian kembang api ditembakkan ke udara diiringi sorak-sorai penonton.

Tidak kalah menarik persembahan sesi 「好吃在台北」 atau Makanan Enak Ada di Taipei. Ratusan penari mengenakan kostum makanan khas Taiwan, ada yang membawa buah mangga, sayur-sayuran, bakpao, tempura, jamur, tahu, daging dan sebagainya, lalu mengolah macam-macam bahan tadi menjadi makanan khas Taiwan seperti es campur mangga, mie sapi, Bakpao kecil dan sebaginya.

Terakhir acara pembukaan Deaflympics ditutup dengan kembang api yang meriah di beberapa tempat penting di kota Taipei, seperti di gedung pencakar langit Taipei 101, Sun Yat Sen Memorial Hall, lapangan atletik Taipei, pabrik rokok Songshan dan tempat-tempat penting lain. (Silvia Winata)


Read more!